Lingkar Diskusi Pelajar Batch II Belajar Antikorupsi dengan Asik dan Menyenangkan

Dokumentasi ICW: Foto bersama kelas lingkar pelajar batch 2
Dokumentasi ICW: Foto bersama kelas lingkar pelajar batch 2

Indonesia Corruption Watch (ICW) kembali menyelenggarakan Lingkar Diskusi Pelajar Batch II pada Sabtu, 23 Agustus 2025, di Ruang Resonansi ICW, Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan ruang belajar alternatif bagi pelajar SMP dan SMA dari wilayah Jakarta dan sekitarnya untuk memahami isu korupsi dengan cara yang lebih menyenangkan, partisipatif, dan dekat dengan pengalaman sehari-hari.

Diskusi ini lahir dari keprihatinan atas masih kuatnya praktik korupsi dalam sektor pendidikan. Mulai dari pungutan liar, pengadaan fiktif, hingga penyalahgunaan anggaran masih sering ditemukan, menciptakan ketidakadilan sekaligus mengikis nilai integritas di sekolah. Karena itu, ICW berupaya mengembangkan metode pendidikan antikorupsi yang tidak sekadar normatif dan hafalan, tetapi justru mendorong pelajar untuk berpikir kritis, berdialog, serta berani bersuara menentang praktik ketidakadilan.

Sejak pagi hingga sore hari, peserta terlibat dalam rangkaian sesi yang dirancang interaktif. Mereka diajak memahami korupsi secara sederhana melalui pengantar antikorupsi untuk pelajar, mempelajari pola dan strategi kampanye sosial yang kreatif, hingga berlatih menulis untuk media sosial dengan cara yang aman dan berdampak. Suasana dibuat cair dan akrab lewat permainan ringan serta ice breaking sehingga peserta lebih nyaman untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman.

Tidak hanya berhenti pada pemahaman, para pelajar juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan yang mereka peroleh. Mereka menulis refleksi maupun gagasan kampanye singkat berbasis pengalaman langsung, lalu mempresentasikan hasilnya di hadapan forum. Beberapa di antara mereka menuturkan cerita sehari-hari tentang bentuk ketidakadilan yang pernah disaksikan di lingkungan sekolah, sementara yang lain mencoba merancang kampanye kreatif di media sosial untuk mengajak teman-temannya bersuara melawan korupsi.

Dalam pengantar pembuka agenda ini, Nisa Rizkiah Zonzoa selaku Program Manager Edukasi Publik ICW, menekankan bahwa pendidikan antikorupsi seharusnya menjadi ruang pembebasan, bukan sekadar pengajaran moral yang kaku. Pelajar, menurutnya, harus diberi ruang untuk menjadi subjek aktif yang tidak hanya memahami masalah korupsi, tetapi juga berani menantangnya. “Pelajar memiliki potensi besar sebagai agen perubahan. Dengan ruang seperti Lingkar Diskusi Pelajar, kami berharap mereka semakin berani bersuara, kritis terhadap praktik korupsi, dan membangun budaya integritas sejak dini,” ujarnya.

Kegiatan Lingkar Diskusi Pelajar Batch II ini menjadi agenda kedua, karena agenda pertama telah mendapatkan respons positif. Melalui agenda-agenda semacam ini, ICW berkomitmen memperluas jangkauan program agar semakin banyak pelajar terlibat dan terbentuk ekosistem pembelajaran antikorupsi yang berkelanjutan.

Saat ini, Lingkar Diskusi Pelajar sudah berjalan dalam dua batch. Dari proses tersebut, mulai terbentuk jaringan alumni yang tidak hanya berhenti pada ruang belajar, tetapi juga bergerak mengaktivasi ruang-ruang sipil. Salah satu inisiatif yang lahir adalah penyelenggaraan agenda diskusi dan kelas poster di ruang publik seperti taman, dengan pendampingan penuh dari ICW.

Tidak hanya itu, para pelajar juga mulai merancang kampanye yang lebih luas untuk isu-isu yang mereka hadapi. Misalnya, saat ini mereka tengah menggalang solidaritas melalui berbagai media kampanye untuk mendukung kawan-kawan pelajar yang mengalami kriminalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkar Diskusi Pelajar tidak hanya menjadi ruang edukasi, tetapi juga menjadi titik tolak lahirnya gerakan kolektif pelajar yang kritis, berani bersuara, dan aktif menjaga ruang demokrasi.

 

(Eva Nurcahyani)

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan