Sri Mulyani Dinilai Sukses

Presiden Janjikan Pengganti Menkeu Tetap Jalankan Reformasi Sektor Keuangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinilai telah membimbing Indonesia melewati resesi global, sukses melawan korupsi, dan memperkuat tata kelola yang baik. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick meminta Sri Mulyani menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Terkait tawaran Bank Dunia, Sri Mulyani, Rabu (5/5) siang, menyampaikan pengunduran diri dari kabinet kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sri Mulyani mengajukan pengunduran diri hanya sehari setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus Bank Century.

Sri Mulyani menyatakan, penunjukan dirinya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia adalah kehormatan yang sangat tinggi bagi dirinya dan Indonesia. Ini kesempatan besar bagi dirinya dan Indonesia untuk memberikan kontribusi pada misi-misi yang sangat penting di Bank Dunia dalam mengubah dunia.

Robert Zoellick menegaskan, kemampuan Sri Mulyani membimbing Indonesia melewati resesi global mendapatkan pujian dari rekan-rekannya dari negara lain. ”Ia menteri keuangan yang baik dengan pengetahuan mendalam mengenai isu-isu pembangunan dan peran Bank Dunia,” katanya.

Kepastian penunjukan Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia disampaikan Robert Zoellick dalam siaran pers yang dipublikasikan Bank Dunia dari Washington, Amerika Serikat, tertanggal 4 Mei 2010.

Dijelaskan, Sri Mulyani membawa kompetensi dan keahlian yang khas, serta pengalaman di Grup Bank Dunia. Selain itu, Sri Mulyani dikenal secara global atas kesuksesannya melawan korupsi dan memperkuat tata kelola yang baik. ”Ia pemimpin dari dunia berkembang untuk isu perubahan iklim dan aktif di arena internasional, seperti di kelompok G-20, APEC, ASEAN, dan grup lain,” ungkap Zoellick.

Mengizinkan
Meski menilai Sri Mulyani salah satu menteri terbaik dalam kabinet yang ia pimpin, Presiden Yudhoyono mengizinkan pengunduran diri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Presiden berharap di posisi barunya Sri Mulyani dapat memperkuat hubungan Bank Dunia dengan negara-negara berkembang.

Bank Dunia telah menyampaikan niat mengangkat Sri Mulyani sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia kepada Sri Mulyani dan kepada Presiden. Namun, surat resmi dari Robert Zoellick tertanggal 25 April 2010 baru diterima Presiden Yudhoyono pada 30 April.

Surat itu juga menjelaskan posisi, peran, dan penugasan yang ditawarkan Bank Dunia kepada Sri Mulyani. Seusai menerima surat itu, Presiden Yudhoyono berbicara langsung melalui telepon dengan Presiden Bank Dunia.

Setelah dikaji, Presiden menilai jabatan yang ditawarkan kepada Sri Mulyani strategis, penting, dan terhormat. ”Saya setujui setelah mendengarkan juga permohonan Ibu Sri Mulyani untuk menjabat sebagai managing director di Bank Dunia, dengan catatan, sebelum menempati posisi baru, saya harap Ibu Sri Mulyani merampungkan tugas dan urusannya di dalam negeri,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani telah bekerja keras mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat dan melakukan reformasi keuangan untuk mendisiplinkan penggunaan anggaran.

Sri Mulyani, kata Presiden, memimpin reformasi perpajakan serta Bea dan Cukai yang berhasil meningkatkan penerimaan negara dengan signifikan. Selain itu, Sri Mulyani juga menjadi ujung tombak diplomasi Indonesia di tingkat internasional, terutama dalam forum G-20 dan sejumlah forum penting lainnya.

”Meski kehilangan, saya sadari peran dan tugas di Bank Dunia juga sangat penting, apalagi dalam posisi tinggi,” ujar Presiden.

Pengganti Sri Mulyani sebagai menteri keuangan belum ditentukan. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden masih memiliki waktu beberapa pekan hingga Sri Mulyani menempati jabatan barunya di Bank Dunia per 1 Juni 2010.

Presiden menegaskan, pengganti Sri Mulyani akan tetap mengedepankan ketepatan kebijakan makroekonomi dan fiskal serta melanjutkan reformasi di sektor keuangan.

Investor kecewa
Menurut Nick Cashmore, analis dari CLSA, kepindahan ini baik bagi Sri Mulyani, tetapi tidak bagi Indonesia secara umum karena Sri Mulyani dikenal sebagai salah satu reformis.

Para investor kecewa. Ini tecermin dari penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG), Rabu, yang mencapai 3,8 persen atau 112,7 poin ke level 2.846. Adapun nilai tukar rupiah merosot dari penutupan Selasa Rp 9.020 per dollar AS ke level Rp 9.110 per dollar AS, kemarin.

Dampak ekonomi dari mundurnya Sri Mulyani dari kabinet, menurut ekonom Citi Groups, Johanna Chua, patut diwaspadai karena dalam jangka pendek akan berpengaruh negatif terhadap pasar modal. Ini karena dua posisi penting dalam perekonomian Indonesia akan kosong, yaitu Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.

”Dua jabatan itu akan meningkatkan perhatian publik pada kredibilitas kebijakan ekonomi dan reformasi,” katanya.

Menurut Johanna, pelemahan IHSG hingga 3,8 persen kemarin tidak semata-mata karena pengunduran diri Sri Mulyani, tetapi juga dipengaruhi kekhawatiran investor global atas penyelesaian krisis keuangan di Eropa.

Indonesia tetap akan menjalankan kebijakan fiskal yang hati-hati seperti selama ini. Dengan demikian, reaksi pelaku pasar segera mereda meski terjadi pelemahan terhadap aset-aset berbasis Indonesia, antara lain melemahnya nilai tukar rupiah dan melebarnya credit default swap sekitar 10 basis poin dan surat utang berdenominasi rupiah yang harganya turun 0,5 persen.

”Itu semua lebih karena masalah risk aversion (tingkat keengganan menempuh risiko) investor global terhadap krisis aset pemerintah di Uni Eropa ketimbang perkembangan politik di Indonesia,” tutur Johanna.

Sri Mulyani diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia menggantikan Juan Jose Daboub yang habis masa jabatannya pada 30 Mei 2010. Pendapatan yang akan diperoleh Direktur Pelaksana Bank Dunia Rp 4,288 miliar per tahun, termasuk gaji pokok, tunjangan dana pensiun, dan manfaat lainnya.

Ada tiga direktur pelaksana di bank dunia. Sri Mulyani akan menangani 74 negara dan isu yang terkait dengan Amerika Latin dan Karibia, Asia Timur dan Pasifik, serta Timur Tengah dan Afrika Utara.

Selain itu, Sri Mulyani juga bertanggung jawab menangani Sistem Informasi Grup Bank Dunia serta memimpin Departemen Integrasi Institusional Bank Dunia. (OIN/DAY/REI/JOE)
Sumber: Kompas, 6 Mei 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan