Dunia Kecam Penyerangan Kantor Tempo

Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) mengutuk penyerangan terhadap kantor majalah Tempo. Menurut IFJ, komunitas jurnalis internasional sangat terganggu oleh penyerangan dengan bom molotov tersebut.

"Kami mengutuk serangan yang tampaknya ingin mengintimidasi jurnalis Tempo, yang dikenal sebagai pengawal jurnalisme independen dan kritis," kata Direktur IFJ Asia-Pasifik Jacqueline Park dalam siaran persnya kemarin.

IFJ, yang mewakili lebih dari 600 ribu wartawan di 125 negara, juga menuntut pemerintah Indonesia menginvestigasi secara tuntas penyerangan tersebut. "IFJ menyerukan adanya penyelidikan penuh atas serangan jahat tersebut, dan meminta jaminan bahwa para pelakunya dibawa ke pengadilan," ujar Park.

Dalam siaran persnya, Reporters Sans Frontières (Reporters without Borders) menyatakan sangat khawatir atas keselamatan jurnalis dan majalah Tempo pascaserangan bom molotov pada Selasa dinihari lalu.

"Mingguan terkemuka ini kembali berada di pusat badai. Kali ini karena laporan investigasi tentang isu yang sangat sensitif, yakni dugaan korupsi di polisi," tulis siaran pers Reporters Sans Frontières, organisasi pemantau dan prokebebasan dunia yang berbasis di Paris, Prancis.

Reporters Sans Frontières pun mendesak Kepolisian RI membatalkan rencana menggugat Tempo dengan tuduhan penghinaan. Organisasi ini mendorong Dewan Pers segera menyelesaikan sengketa pemberitaan antara Tempo dan Polri secepat mungkin.

Dua bom molotov dan satu petasan dilemparkan orang tak dikenal ke halaman kantor pusat majalah Tempo di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Insiden itu terjadi sepekan setelah majalah ini memuat laporan utama tentang rekening mencurigakan sejumlah perwira polisi.

Namun Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan serangan terhadap Tempo tidak mungkin dilakukan oleh pihak kepolisian. Dia pun menegaskan bahwa serangan itu dilakukan pihak-pihak yang mencoba memperkeruh suasana.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan kemarin mengatakan siap menyerap keinginan Tempo dan Polri dalam mediasi yang dijadwalkan hari ini. Bagir meminta kedua pihak menganggap proses mediasi itu akan menghasilkan sesuatu yang positif. "Sehingga Dewan Pers bisa langsung mempertemukan dua kepentingan," ujar dia.

Bagir juga berharap serangan atas kantor Tempo tidak mempengaruhi proses mediasi. SANDY INDRA PRATAMA | JAJANG JAMALUDIN
Sumber: Koran Tempo, 8 Juli 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan