Panggil Kapolri, Dewan Penasaran Rekening Jenderal

Panggil Kapolri untuk Verifikasi

Kalangan wakil rakyat, tampaknya, penasaran dengan sikap Polri yang menangani kasus dugaan rekening mencurigakan milik sejumlah perwira polisi. Walaupun Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri sudah berjanji membeberkan dana-dana gendut itu besok (16/7), DPR tetap meminta ada rapat tertutup untuk klarifikasi.

''Kalaupun nanti diumumkan, tidak ada masalah. Bagi kami, itu belum clear. Kami tetap akan memanggil Kapolri,'' ujar anggota Komisi III (bidang hukum dan kepolisian) Ahmad Yani saat bertamu ke Mabes Polri kemarin (14/7).

Politikus PPP itu mengklaim, komisi III juga punya data tentang sejumlah rekening mencurigakan di kalangan perwira Polri. ''Data kami sejak 2005. Nah, ini sama atau tidak. Atau, jangan-jangan lain. Itulah yang harus diklarifikasi lagi,'' katanya.

Kapolri dan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) akan mengadakan joint conference Jumat (16/7) setelah salat Jumat di Mabes Polri. Perkembangan penyelidikan terhadap 1.100 laporan hasil analisis PPATK akan diumumkan. Sebanyak 21 di antara 1.100 laporan itu milik anggota Polri. Sebagian di antaranya berpangkat perwira tinggi (jenderal).

Yani menjelaskan, dalam pertemuan tertutup dengan Kapolri, pihaknya akan mempertanyakan alasan penuntasan rekening mencurigakan itu yang begitu lama. ''Kalau ada sejak 2005, berarti sudah berapa kali ganti Kapolri? Ini ada apa? Masyarakat bertanya melalui kami, banyak yang meragukan komitmen kepolisian,'' ungkapnya.

Jika tidak segera dituntaskan, kata politikus yang pernah dibentak penyidik saat menjenguk Susno Duadji di tahanan tersebut, Polri semakin dirugikan. ''Sebenarnya, dengan dukungan publik dan media yang begitu besar, kasus rekening gendut menjadi momentum yang paling baik bagi polisi untuk berbenah,'' tuturnya.

Di bagian lain, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri kemarin bertandang ke gedung Mahkamah Agung (MA). Dia menemui Ketua MA Harifin Tumpa secara tertutup. Tidak diketahui apakah pertemuan mendadak itu berkaitan dengan penyelidikan kasus rekening gendut para jenderal dan sejumlah rentetan peristiwa yang menyertainya.

Kapolri tiba di gedung MA pukul 13.30 dengan mobil dinas dan mengenakan seragam lengkap. Dia langsung menuju ruang ketua MA di lantai dua gedung utama. Kedatangannya hampir bebarengan dengan demo advokat anggota Kongres Advokat Indonesia (KAI). Beberapa saat setelah demo rampung, pukul 14.30, Bambang keluar.

Sayang, orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu tak mau berbicara. Dia enggan menyampaikan agenda dan hasil pertemuannya dengan Harifin. ''Ini khusus, sangat penting,'' ujarnya singkat.

Dihubungi terpisah, Juru Bicara MA Hatta Ali menyatakan bahwa Bambang datang dalam rangka memperlancar proses-proses sidang. Namun, dia buru-buru menegaskan bahwa pertemuan itu tidak membicarakan kasus tertentu. ''Tidak ada hal tertentu yang dibicarakan,'' tegasnya.

Dia juga menampik anggapan bahwa Bambang datang khusus untuk menemui Harifin. Sebab, kata Hatta, sebelum ke MA, Bambang mendatangi jaksa agung dan sekretariat negara. Pertemuan itu dilakukan untuk koordinasi antara lembaga penegak hukum dalam forum bentukan presiden, Mahkumjakpol (Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, dan Polri). (rdl/aga/c5/ari)
Sumber: Jawa Pos, 15 Juli 2010

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan